“Saya kira skenario paling mungkin adalah Powell tetap menjabat hingga akhir masa tugasnya tahun depan. Meski begitu, ini bukan pertama kalinya isu seperti ini muncul, jadi volatilitas nilai tukar dolar akibat gejolak politik bisa saja terus terjadi,” kata Ekonom Senior Asia di UBP, Carlos Casanova.
Pada Kamis pagi, dolar berada dalam posisi rapuh setelah tertekan semalam akibat kekhawatiran atas independensi The Fed. Euro (EUR/USD) terakhir tercatat turun 0,17 persen ke USD1,1620, sementara poundsterling (GBP/USD) melemah 0,13 persen ke USD1,3400 setelah sempat menguat di sesi sebelumnya.
Dolar AS nyaris tak berubah di level 98,49 terhadap sekeranjang mata uang utama (DXY), setelah melemah 0,33 persen semalam.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga stabil setelah sempat turun pada Rabu, didorong oleh spekulasi bahwa pemecatan Powell bisa memicu penurunan suku bunga yang lebih cepat dan lebih dalam.
Imbal hasil obligasi tenor dua tahun terakhir berada di 3,9022 persen, sementara imbal hasil acuan 10 tahun berada di kisaran 4,4673 persen.