sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Cenderung Menguat Jelang Simposium Jackson Hole

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
21/08/2025 10:02 WIB
Investor tengah bersiap menghadapi tiga hari penuh potensi katalis pasar dari simposium tahunan Federal Reserve (The Fed) di Jackson Hole.
Bursa Asia Cenderung Menguat Jelang Simposium Jackson Hole. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Cenderung Menguat Jelang Simposium Jackson Hole. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung menguat pada perdagangan Kamis (21/8/2025) pagi. Investor tengah bersiap menghadapi tiga hari penuh potensi katalis pasar dari simposium tahunan Federal Reserve (The Fed) di Jackson Hole.

Bank sentral dari berbagai negara dijadwalkan hadir dalam forum tersebut yang dimulai hari ini. Namun perhatian utama pasar tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat, yang diharapkan memberi petunjuk soal peluang pemangkasan suku bunga pada September.

Indeks Nikkei Jepang melemah 0,52 persen di sesi pagi, mundur lebih jauh dari rekor tertinggi yang dicapai Selasa lalu. Meski Wall Street tertekan oleh aksi jual saham teknologi semalam, saham semikonduktor Jepang bergerak campuran: Advantest naik 3 persen, sementara Tokyo Electron turun 2 persen.

Di Korea Selatan, KOSPI rebound 1,05 persen setelah menyentuh level terendah enam pekan sehari sebelumnya. Indeks acuan Australia (ASX 200) menguat 0,96 persen sekaligus mencetak rekor baru. Sementara itu, indeks saham unggulan China daratan naik 0,78 persen, sedangkan Hang Seng Hong Kong terangkat 0,06 persen dan Shanghai Composite tumbuh 0,44 persen.

Futures saham AS cenderung melemah, dengan Nasdaq futures turun 0,2 persen dan S&P 500 futures terkoreksi 0,1 persen. Pada perdagangan semalam, Nasdaq Composite turun 0,7 persen dan S&P 500 melemah 0,2 persen.

“Ada kecenderungan bearish di pasar saham saat ini,” kata analis di Capital.com, Kyle Rodda.

“Harga saham mulai mencerminkan risiko kekecewaan di Jackson Hole, dengan keraguan apakah The Fed akan beralih cukup agresif ke arah dovish seperti yang diperkirakan pasar suku bunga—atau bahkan beralih sama sekali,” imbuh Rodda.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang 80 persen untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin pada 17 September, dengan total 52 basis poin penurunan hingga akhir tahun. Sehari sebelumnya, peluang cut bulan depan masih di level 84 persen.

Powell sebelumnya menegaskan enggan memangkas suku bunga karena adanya tekanan harga akibat tarif impor musim panas ini. Risalah rapat The Fed bulan Juli yang dirilis semalam menunjukkan hanya Wakil Ketua Bidang Pengawasan Michelle Bowman dan Gubernur Christopher Waller yang mendorong pemangkasan suku bunga saat itu.

Ekspektasi pemangkasan September meningkat setelah laporan ketenagakerjaan awal bulan ini menunjukkan hasil lebih lemah dari perkiraan, yang kemudian diperkuat data inflasi konsumen yang minim dampak dari tarif. Namun, data inflasi produsen pekan lalu yang lebih panas dari perkiraan kembali mempersulit arah kebijakan.

Bukan hanya data ekonomi yang jadi sorotan, tekanan politik juga muncul. Presiden AS Donald Trump kembali menekan The Fed. Setelah beberapa kali menyerang Powell karena enggan memangkas suku bunga, Trump pada Rabu menargetkan Gubernur The Fed Lisa Cook dengan desakan mundur terkait dugaan masalah hipotek properti di Georgia dan Michigan.

Cook menegaskan dirinya tidak berniat tunduk pada tekanan untuk mundur. Dorongan Trump untuk menguasai The Fed sempat membuat pasar gelisah awal tahun ini hingga dolar tertekan.

Namun, mata uang itu relatif stabil dalam perkembangan terbaru. Indeks dolar (DXY) tercatat 98,252 pada Kamis, setelah sehari sebelumnya menyentuh 98,441 atau level tertinggi sejak 12 Agustus.

“Implikasi yang lebih luas adalah meningkatnya ketegangan antara The Fed dan pemerintah AS,” ujar ahli strategi di National Australia Bank, Rodrigo Catril.

“Langkah Trump untuk mengonfirmasi Stephen Miran bisa menambah satu suara lagi bagi pemangkasan suku bunga di September. Jika ia berhasil menyingkirkan Cook, Dewan Gubernur The Fed bisa saja berakhir dengan empat dari tujuh anggota mendukung pemangkasan,” tuturnya.

Trump bulan ini mencalonkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi, Stephen Miran, sebagai gubernur The Fed, menyusul pengunduran diri mendadak Adriana Kugler. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement