“Yang menjadi sorotan besar adalah kenaikan imbal hasil dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin melakukan kesalahan kebijakan dengan bergerak terlalu agresif pada September. Ini menyebabkan aksi jual obligasi secara global,” kata Michael Green, manajer portofolio di Simplify Asset Management.
“Selama musim laporan laba, Anda sering melihat volatilitas seperti ini, namun juga ada ketidakpastian yang meningkat terkait arah suku bunga,” ujar CEO Horizon Investment Services Chuck Carlson.
Beberapa pekan ke depan kemungkinan akan penuh gejolak bagi pasar saham, karena investor akan mengamati laporan laba perusahaan, data ekonomi baru, dan hasil pemilu di AS, diikuti oleh pertemuan bank sentral.
Menurut CME’s FedWatch, para trader memperkirakan kemungkinan sebesar 89,6 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November. (Aldo Fernando)