Sementara itu, lapangan kerja turun selama dua bulan berturut-turut, meski berada pada tingkat yang lebih rendah, sementara tumpukan pekerjaan turun lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan aktivitas inventaris pembelian tidak berubah, sementara waktu pengiriman membaik.
Dari segi harga, inflasi biaya input menurun ke level terendah dalam 27 bulan sementara inflasi biaya output meningkat. Kondisi ini terjadi di tengah kenaikan biaya bahan baku, bahan bakar, dan tenaga kerja serta lemahnya nilai tukar.
Saham-saham kelas berat di bursa Jepang mencatatkan kenaikan signifikan seperti Toyota Motor (2,6 persen), Mitsubishi Heavy Industries (3,8 persen), Tokyo Electron (1,3 persen), Keyence (1,5 persen), SoftBank Group (1,8 persen) dan Renesas Elektronik (3,4 persen).
Inflasi Jepang juga disebabkan harga pangan yang meningkat sebesar 8,6 persen, menyusul kenaikan sebesar 9,0 persen di bulan September.
Tingkat inflasi inti Jepang juga naik tipis menjadi 2,9 persen dari level terendah dalam 13 bulan di bulan September sebesar 2,8 persen, sedikit di bawah konsensus sebesar 3,0 persen namun tetap berada di luar target 2 persen Bank of Japan untuk bulan ke-19 berturut-turut.