IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia mayoritas masih melanjutkan penurunan pada perdagangan pagi ini, Kamis (25/11/2021), kecuali bursa saham Indonesia dan Jepang.
Hingga pukul 09:58 WIB, Shanghai Composite China (SSEC) merosot -0,28 persen di 3.582,43, Hang Seng Hong Kong (HSI) terpuruk -0,27 persen di 24.618, dan Kospi Korea Selatan (KS11) anjlok -0,38 persen di 2.982.
Adapun Nikkei 225 Jepang (N225) naik 0,69 persen di 29.505, dan Indonesia Composite Index atau IHSG menguat 0,93 persen di 6.745.
Sampai saat ini, investor masih terus mencerna risalah pertemuan terbaru Federal Reserve AS yang mengindikasikan kemungkinan pengurangan aset yang lebih cepat.
Pada pertemuan terakhirnya yang dirilis pada hari Rabu, Fed memberi sinyal ada percepatan laju pengurangan aset (tapering) dengan asumsi menaikkan suku bunga.
"Berbagai perwakilan (Fed) mencatat bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) harus siap untuk menyesuaikan laju pembelian aset dan menaikkan target dana federal lebih cepat dari yang diantisipasi peserta saat ini jika inflasi terus berjalan lebih tinggi," menurut risalah Fed, dilansir Investing.com, Kamis (25/11/2021).
Analis TD Securities Priya Misra menyebut langkah penyesuaian Fed ini menunjukkan keberpihakkan Fed terhadap kenaikan suku bunga atau berkarakter 'hawkish', yang cenderung kontraktif terhadap kebijakan moneter.
Asumsi tersebut mendapat dukungan saat Pemimpin Fed wilayah San Francisco Mary Daly mengatakan akan sulit untuk menentang pengurangan aset yang lebih cepat jika data pasar tenaga kerja dan harga konsumen yang akan dirilis pada awal Desember terus menunjukkan perbaikan dari yang diharapkan.
Bersamaan dengan rilis Fed, data AS yang dirilis pada Rabu (24/11) menunjukkan bahwa PDB Amerika Serikat tumbuh 2,1 persen kuartal-ke-kuartal pada kuartal ketiga. Data juga menunjukkan sebanyak 199.000 klaim pengangguran diajukan pada pekan lalu, yang notabene berada di level terendahnya sejak 1969. (RAMA)