sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Lesu, Investor Was-was Covid Varian Delta yang Makin Ganas

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
13/08/2021 14:43 WIB
Sejumlah bursa saham di kawasan Asia terpantau lesu dan sulit menembus rekor tertinggi seperti yang diraih kawasan lain, sehingga melemah pada Jumat (13/8/2021)
Bursa Asia Lesu, Investor Was-was Covid Varian Delta yang Makin Ganas (FOTO: Reuters)
Bursa Asia Lesu, Investor Was-was Covid Varian Delta yang Makin Ganas (FOTO: Reuters)

IDXChannel - Sejumlah bursa saham di kawasan Asia terpantau lesu dan sulit menembus rekor tertinggi seperti yang diraih kawasan lain, sehingga melemah pada Jumat (13/8/2021). Salah satu penyebabnya akibat investor yang khawatir akan penyebaran covid varian delta yang semakin meluas.

Penurunan produsen chip membebani sejumlah pasar, tetapi berbeda di Australia yang justru melawan tren tersebut.

Indeks MSCI Asia-Pasifik selain Jepang, terpantau turun -0,59 persen, terendah sejak tiga hari terakhir.

Para investor dinilai masih khawatir terkait aturan baru industri China yang ketat serta penyebaran varian delta Covid-19.

Nikkei Jepang (N225) terpantau melemah -0,6 persen.

Kospi Korea (KOSPI) jatuh -1,45 persen menyusul merosotnya saham Samsung Electronics (005930.KS) ke level terendahnya sejak tujuh bulan terakhir. Ada kekhawatiran harga chip tergelincir di kuartal keempat.

Hong Kong (HSI) turun -0,45 persen, dan saham unggulan / bluechips China (CSI300) melorot -0,21 persen.

"Peningkatan risiko geopolitik dan regulasi (ketat) membebani prospek pertumbuhan jangka menengah di China, terutama di sektor yang ditargetkan dalam reformasi nasional," kata bank swasta UBP dalam riset tertulisnya, dilansir Reuters, Jumat (13/8/2021).

Selanjutnya Australia ASX200 (AXJO) naik 0,53 persen ke rekor terbaru dipicu oleh kenaikan saham-saham perawatan kesehatan dan teknologi.

"Sebagian besar (Australia) tidak terdampak langsung oleh tindakan keras otoritas China di sektor teknologi," ujar Kyle Rodda, analis senior IG Markets.

Namun, Kyle memproyeksikan apabila China mengetatkan aturan di sektor manufaktur maka akan berdampak pada pasar Australia.

"Perubahan peraturan skala besar di sektor manufaktur China akan menjadi kekhawatiran besar bagi pasar Australia," imbuhnya. (RAMA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement