IDXChannel – Bursa saham Asia menguat pada Selasa (2/12/2025), sementara para pelaku pasar tetap berhati-hati setelah kripto terperosok dan obligasi global dijual besar-besaran akibat prospek kenaikan suku bunga di Jepang.
Menurut data hingga pukul 09.44 WIB, indeks Nikkei 225 naik 0,59 persen, sedangkan Topix terkerek 0,24 persen, ketika investor mengambil untung setelah penurunan 1,89 persen pada hari sebelumnya.
Hang Seng Hong Kong mendaki 0,80 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 1,62 persen, ASX 200 Australia terapresiasi 0,30 persen, dan STI Singapura bertambah 0,12 persen.
Berbeda, Shanghai Composite melemah 0,25 persen.
Penguatan yang lebih luas mengikuti kenaikan Wall Street di tengah harapan pemangkasan suku bunga The Fed pekan depan, dengan lebih dari 85 persen proyeksi mengarah pada pemotongan 25 basis poin.
Meski begitu, pasar tetap mencermati perkembangan rencana Perdana Menteri Sanae Takaichi untuk memperkuat ekonomi, serta dinamika hubungan China-Jepang.
Mengutip Reuters, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun naik 1,5 basis poin ke posisi tertinggi 17 tahun di 1,88 persen pada perdagangan pagi. Bitcoin, yang kerap menjadi barometer sentimen, anjlok 5,2 persen pada Senin dan berada di USD87.00, turun 30 persen dari puncak Oktober.
Kontrak berjangka S&P 500 bergerak stabil pada awal perdagangan, menyusul koreksi di Wall Street semalam.
Di pasar obligasi, tekanan berlanjut pada surat utang pemerintah Jepang menjelang lelang tenor 10 tahun, setelah penurunan yang berlangsung beberapa pekan karena kekhawatiran terhadap prospek fiskal negara tersebut.
“Sentimen di pasar kripto berkisar antara ketakutan dan kepasrahan,” ujar founder Kenetic Capital, Jehan Chu, seraya menambahkan bahwa koreksi terbaru datang secara mengejutkan bagi investor.
Ia menambahkan, “Beberapa bulan ke depan akan krusial, dan bahkan pelaku pasar yang paling optimistis tampaknya mulai bersiap untuk ‘berhibernasi’ sepanjang musim dingin.”
Ekspektasi kenaikan suku bunga Jepang bulan ini melejit setelah Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda memberi sinyal bahwa pengetatan kebijakan semakin dekat.
Imbal hasil JGB tenor 10 tahun sempat melompat 6 basis poin, dan para pelaku pasar menjual obligasi global dengan asumsi kenaikan suku bunga dapat menarik kembali sebagian besar investasi Jepang di luar negeri.
Hal itu mendorong imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun US10Y naik 7,7 basis poin ke 4,08 persen.
Di sisi lain, sebagian investor mulai memprediksi pergerakan dolar AS yang cenderung melemah lebih lama, seiring prospek pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat yang diperkirakan lebih cepat dan agresif dibanding sejumlah negara lain.
Data ekonomi pada Senin turut memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember, dengan sektor manufaktur yang kembali menyusut untuk bulan kesembilan berturut-turut pada November.
Namun belanja konsumen tetap kuat, terbukti dari transaksi belanja daring yang mencapai USD23,6 miliar, melampaui perkiraan analis. (Aldo Fernando)