sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Naik Jelang Akhir Pekan, Wall Street Cetak Rekor Lagi

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
11/07/2025 09:09 WIB
Bursa Asia menguat pada Jumat (11/7/2025), mengikuti sentimen positif di pasar saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street.
Bursa Asia Naik Jelang Akhir Pekan, Wall Street Cetak Rekor Lagi. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Naik Jelang Akhir Pekan, Wall Street Cetak Rekor Lagi. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Jumat (11/7/2025), mengikuti sentimen positif di pasar saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street. Para investor kini mengalihkan perhatian dari isu tarif menuju laporan kinerja keuangan perusahaan.

Indeks saham Jepang kembali melanjutkan tren penguatan pada Jumat. Menurut data pasar, pukul 08.37 WIB, Indeks Nikkei 225 menguat 0,18 persen. 

Sentimen positif di pasar AS didorong oleh sejumlah kabar baik dari korporasi, termasuk proyeksi optimis dari maskapai Delta Air Lines serta rencana ekspansi layanan Robotaxi milik Tesla. Saham Nvidia juga melonjak tajam, melampaui valuasi pasar sebesar USD4 triliun.

Di dalam Negeri Sakura, melansir Trading Economics, kinerja perusahaan ritel Jepang menunjukkan hasil yang beragam. Fast Retailing melaporkan hasil keuangan kuartal ketiga yang mengecewakan akibat penurunan penjualan di China. Raksasa fesyen ini juga memperkirakan dampak signifikan dari kenaikan tarif AS akhir tahun ini, dan berencana menaikkan harga jual untuk menutupi tekanan biaya tersebut.

Sebaliknya, Seven & i Holdings membukukan laba di atas ekspektasi, terutama berkat keberhasilan dalam efisiensi biaya di operasi Amerika Utara selama beberapa bulan terakhir.

Ke depan, pelaku pasar akan mencermati laporan keuangan kuartalan dari Aeon Co. dan Ryohin Keikaku yang dijadwalkan rilis pekan ini, guna memperoleh gambaran lebih lanjut terkait performa sektor ritel Jepang.

Selain pasar Jepang, Shanghai Composite juga terapresiasi 0,07 persen, Hang Seng Hong Kong mendaki 0,88 persen, KOSPI Korea Selatan meningkat 0,40 persen.

Demikian pula, CSI 300 China tumbuh 0,21 persen dan ASX 200 Australia 0,01 persen.  STI Singapura mendatar di level 4.075.

Wall Street Cetak Rekor Baru, Investor Abaikan Isu Tarif

Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak rekor penutupan tertinggi pada Kamis (waktu AS), seiring para pelaku pasar mencerna pernyataan pejabat Federal Reserve (The Fed) dan mengesampingkan kekhawatiran soal tarif impor.

S&P 500 menguat 0,3 persen ke level 6.280,5, sementara Nasdaq naik tipis 0,1 persen ke 20.630,7. Dow Jones Industrial Average juga menguat 0,4 persen ke posisi 44.650,6. 

Mengutip MT Newswires, sebagian besar sektor ditutup di zona hijau, dipimpin sektor consumer discretionary. Sektor komunikasi dan teknologi justru mengalami pelemahan.

“S&P 500 memang nyaris berada di zona overbought dan eksposur investor meningkat, tapi kami tetap optimis,” ujar analis Wedbush Securities, Seth Basham. 

“Kondisi pasar semakin sehat secara luas, suku bunga berpotensi turun, dan stimulus seperti pemotongan pajak yang dipercepat bisa meredam dampak tarif serta lemahnya data ketenagakerjaan di bawah permukaan,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden The Fed St. Louis, Alberto Musalem, menyampaikan, masih terlalu dini untuk menilai apakah tarif akan memberi dampak inflasi yang bertahan lama. “Dampak tarif butuh waktu untuk benar-benar terlihat,” ujarnya seperti dilansir dari Bloomberg. 

“Ada kemungkinan kita masih akan melihat efeknya hingga kuartal IV tahun ini, atau bahkan awal tahun depan,” imbuhnya.

Sehari sebelumnya, risalah rapat The Fed bulan Juni menunjukkan pandangan yang beragam di antara para pengambil kebijakan. Beberapa mendukung penurunan suku bunga di tahun ini, sementara lainnya menilai suku bunga sebaiknya tetap tidak berubah.

Dalam rapat tersebut, Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan — untuk keempat kalinya secara beruntun — sambil tetap mengantisipasi tekanan inflasi yang lebih tinggi hingga 2025.

Di pasar obligasi, imbal hasil US Treasury naik, dengan yield tenor 2 tahun meningkat 2,7 basis poin menjadi 3,89 persen, dan yield obligasi 10 tahun naik 1,1 basis poin ke 4,35 persen.

Di sisi lain, hubungan dagang AS–Brasil kembali memanas. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan akan merespons kebijakan tarif 50 persen dari Presiden AS Donald Trump berdasarkan hukum resiprositas ekonomi negaranya. 

Dalam surat yang dikirim ke Brasil pada Rabu, Trump menyampaikan rencana pengenaan tarif tersebut mulai berlaku 1 Agustus, dengan menyebutkan kritik atas proses hukum yang tengah dihadapi mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement