Sementara itu, saham Kimberly-Clark anjlok 14,6 persen setelah perusahaan barang konsumsi tersebut mengumumkan rencana membeli produsen Tylenol, Kenvue, dengan nilai lebih dari USD40 miliar. Saham Kenvue justru melonjak 12,3 persen.
Minimnya data resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS membuat pelaku pasar beralih ke survei PMI dari Institute for Supply Management dan S&P Global, yang menunjukkan sektor manufaktur AS masih dibayangi ketidakpastian akibat kebijakan tarif Trump.
Mahkamah Agung (MA) AS dijadwalkan menggelar sidang mengenai legalitas tarif Trump pada Rabu (5/11/2025).
Setelah penurunan suku bunga yang telah diantisipasi pekan lalu, arah langkah The Fed berikutnya semakin sulit diperkirakan karena minimnya indikator ekonomi. Laporan ketenagakerjaan nasional dari ADP yang dijadwalkan Rabu besok diharapkan memberi petunjuk soal kondisi pasar tenaga kerja AS.
Sejumlah pejabat The Fed juga mengemukakan pandangan berbeda. Gubernur Stephen Miran mendukung pemangkasan suku bunga tambahan, sementara Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee menilai langkah itu belum tepat selama inflasi masih jauh di atas target tahunan 2 persen.