Carlos mencermati konflik tersebut akan menimbulkan volatilitas jangka pendek di pasar, selain karena kecemasan dari persiapan Federal Reserve AS dalam menaikkan suku bunga pada Maret mendatang.
Menurutnya, konsekuensi yang terjadi dari konflik tersebut adalah meningkatnya harga minyak, potensi aksi jual di pasar ekuitas, dan investor dinilai akan berbondong-bondong beralih ke aset safe haven.
Selain isu geopolitik, kelanjutan kabar kenaikan suku bunga The Fed juga masih menjadi batu sandungan pasar. Diketahui, para pembuat kebijakan di AS sedang berdebat secara terbuka terkait seberapa agresif untuk memulai pengetatan.
Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan pada Senin lalu (21/2) bahwa dia akan menganalisa data ekonomi yang masuk selama tiga minggu ke depan untuk memutuskan apakah kenaikan suku bunga diperlukan pada pertemuan bank sentral berikutnya pada Maret mendatang. (TYO)