IDXChannel – Kedatangan PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk turut meramaikan emiten minuman beralkohol (minol) yang sudah dihuni produsen bir Bintang PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dan Anker PT Delta Djakarta Tbk (DLTA).
Perusahaan dengan brand Cap Tikus 1978 tersebut berencana melakukan penawaran saham perdana (IPO) dengan menerbitkan 800 juta saham baru.
Menurut prospektus ringkas perseroan, jumlah saham baru tersebut setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Jobubu Jarum mematok harga penawaran Rp200 – Rp 220 per saham. Dengan demiikian, perusahaan berpotensi meraih dana hasil IPO sebanyak Rp160 miliar sampai dengan Rp176 miliar.
Soal jadwal, masa penawaran awal (book building) berlangsung pada 16 – 22 Desember 2022, tanggal efektif pada 28 Desember 2022, dan masa penawaran umum pada 30 Desember 2022 – 4 Januari 2023.
Sedangkan, perusahaan yang akan menggunakan kode saham BEER tersebut akan resmi melantai (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Januari 2022.
Antara BEER, MLBI, dan DLTA
Lantas, bagaimana head-to-head kinerja dan valuasi antara BEER, MLBI, dan DLTA?
Kalau melihat dari sisi penjualan dan laba bersih, BEER kalah telak dengan MLBI dan DLTA.
Penjualan bersih BEER selama 9 bulan di 2022 mencapai Rp37,08 miliar, jauh lebih kecil tinimbang MLBI (Rp2,12 triliun) dan DLTA (Rp587,57 miliar).
Laba bersih BEER di periode yang sama juga lebih mini (Rp11,06 miliar) dibandingkan MLBI (Rp606,62 miliar) dan DLTA (Rp181,76 miliar).
Namun, perkara margin laba bersih (NPM), BEER boleh diadu dengan dua emiten lainnya. Margin laba bersih BEER sebesar 29,82 persen, sedangkan MLBI 28,63 persen dan 30,93 persen.
Soal rasio profitabilitas, return on equity (ROE) BEER mencapai 24,00 persen, cukup bersaing dengan DLTA (19,10 persen), kendati masih kalah jauh dengan MLBI (71,77 persen).
Kemudian, rasio return on asset (ROE) BEER (18,05 persen) juga bisa mengungguli DLTA (14,61 persen), tetapi lagi-lagi kalah dengan MLBI (21,52 persen).
Lebih lanjut, soal rasio kemampuan membayar utang (likuiditas), debt-to-equity ratio (DER) BEER terbilang rendah (32,97 persen), di bawah 100 persen (1 kali) dan mirip dengan DLTA (30,82 persen).
Malahan, MLBI memiliki DER yang jauh di atas 1 kali, yakni 2,33 (233,70 persen). Artinya, kewajiban (utang) lebih besar dibandingkan modal (ekuitas). (Lihat tabel di bawah ini.)
Soal Valuasi, BEER Tergolong Mahal?
Mari beralih ke perkara valuasi.
Sekilas, untuk investor ritel, harga penawaran (IPO) BEER (Rp200 – Rp220 per saham di masa book building), terlihat terjangkau dan murah.
Hanya saja, apabila menggali sedikit lebih dalam terkait rasio valuasi populer, saham BEER tidak tergolong murah.
Sebut saja, price-to earnings ratio (PER)--rasio harga saham dibandingkan laba per saham--BEER jauh di atas rule of thumb 10 kali, yakni 57,80 kali hingga 63,58 kali. Dibandingkan MLBI (30,81 kali) dan DLTA (16,56 kali), rasio PER BEER juga masih lebih mahal.