sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Cara Menghitung Rasio Likuiditas Sebuah Perusahaan

Market news editor Rizki Setyo Nugroho
02/07/2023 14:00 WIB
Ada cara menghitung rasio likuiditas dari sebuah perusahaan yang bisa dilakukan dengan mudah. 
Cara Menghitung Rasio Likuiditas Sebuah Perusahaan (Foto: MNC Media)
Cara Menghitung Rasio Likuiditas Sebuah Perusahaan (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Ada cara menghitung rasio likuiditas dari sebuah perusahaan yang bisa dilakukan dengan mudah. 

Dalam dunia keuangan, rasio likuiditas adalah salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa likuid atau mudahnya perusahaan mengonversi asetnya menjadi kas untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo. 

Cara Menghitung Rasio Likuiditas

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung rasio likuiditas dan pentingnya rasio ini dalam menganalisis kesehatan keuangan perusahaan. Rasio likuiditas umumnya terdiri dari dua rasio utama: rasio lancar dan rasio cepat.

  1. Rasio Lancar

Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar, seperti kas, piutang dagang, dan persediaan. Untuk menghitung rasio lancar, Anda perlu membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Formula rasio lancar adalah sebagai berikut:

Rasio Lancar = Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar

Rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa mampu perusahaan dalam memenuhi kewajiban segera dengan menggunakan aset yang bisa segera diuangkan.

  1. Rasio Cepat

Rasio cepat juga dikenal sebagai rasio aset lancar yang lebih ketat. Rasio ini menghilangkan persediaan dari aset lancar karena persediaan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk diuangkan. Rumus rasio cepat adalah:

Rasio Cepat = (Total Aset Lancar - Persediaan) / Total Kewajiban Lancar

Rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa mampu perusahaan dalam memenuhi kewajiban segera tanpa mengandalkan penjualan persediaan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement