IDXChannel - Emiten sektor keuangan yang melantai di pasar modal Indonesia tidak hanya perbankan. Ada juga emiten asuransi.
Perusahaan asuransi ini menyediakan jasa perlindungan terhadap risiko yang bisa terjadi di masa yang akan datang.
Asuransi ini bermacam-macam. Ada asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi kendaraan bermotor hingga asuransi rumah.
Namun, apa saja emiten asuransi terbesar di pasar modal Indonesia, berikut ulasannya:
1. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE)
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG didirikan pada tahun 1985. Awalnya, asuransi ini bernama PT Asuransi Jiwa Purnamala Internasional Indonesia (PII).
Perusahaan ini tercatat go public pada tahun 2020 dan mencatatkan kode saham LIFE di bursa.
LIFE kini berada di bawah naungan Mitsui Sumitomo Insurance. Meskipun namanya Sinarmas, namun sejak tahun 2020, lembaga keuangan asal Jepang tersebut menguasai lebih dari 80% saham perusahaan, sementara Sinarmas Group sendiri hanya memiliki 12%.
LIFE mengumumkan pembagian dividen tunai senilai Rp371,7 miliar kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2022.
Dividen tunai yang dibagikan LIFE sebesar Rp177 per saham berasal dari laba bersih 2022 yakni Rp367,77 miliar.
2. Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU)
TUGU merupakan anak usaha PT Pertamina (BUMN) yang berdiri pada tanggal 25 November 1981. TUGU bergerak di bidang layanan produk keuangan.
Meski sudah ada dari tahun 1981, TUGU baru tercatat di bursa pada tahun 2018. Perusahaan ini mempunyai layanan yakni asuransi korporasi, retail dan syariah.
Untuk korporasi, TUGU melayani perusahaan di berbagai bidang, mulai dari sektor energi, kelautan, kesehatan.
Pada tahun 2022, TUGU mendapatkan rating A- (Excellent) dari perusahaan pemeringkat efek asal Amerika Serikat, A.M Best.
TUGU membagi dividen tunai senilai Rp138,86 miliar kepada para pemegang saham. TUGU mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan sebesar Rp347,15 miliar pada tahun buku 2022.
3. Asuransi Bintang Tbk (ASBI)
ASBI didirikan pada 17 Maret 1955 oleh Soedarpo Sastrosatomo, Idham, Wibowo, Pang Lay Kim.
ASBI bahkan menjadi perusahaan asuransi tertua di Indonesia. Setelah hampir 35 tahun, ASBI g mulai menjadi perusahaan publik pada tahun 1989.
ASBI mempunyai produk asuransi mulai dari kebakaran, kecelakaan diri, kendaraan bermotor, UMKM, terorisme hingga sabotase serta pengangkutan.
ASBI sebelumnya memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp1,74 miliar kepada pemegang saham untuk tahun buku 2022.
Angka ini sekitar 33,8 persen dari laba bersih tahun lalu yakni Rp5,14 miliar yang terkoreksi 68,74 persen secara tahunan.
Jumlah dividen ini setara dengan Rp5 per lembar.
4. Victoria Insurance Tbk (VINS)
VINS berdiri pada tahun 1978. Awalnya, perusahaan asuransi ini bernama PT Asuransi Agung Asia. Pada tahun 2010, perusahaan ini diakuisisi oleh Victoria Group.
Setelah diakuisis, perusaahan ini berganti nama hingga akhirnya resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015,
VINS merupakan perusahaan asuransi yang menyediakan berbagai layanan mulai asuransi harta benda, kecelakaan bermotor, kecelakaan diri.
VINS membagikan dividen Rp6,8 miliar atau Rp4,7 per lembar saham. Angka tersebut setara dengan 79 persen dari laba bersih yang didapat didistribusikan kepada emisi induk Rp8,6 miliar pada 2022.
5. Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG)
AMAG didirikan tanggal 14 Nopember 1980. Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005.
Kemudian, pada tahun 2015, perusahaan melakukan penggabungan usaha (merger) dengan Panin Insurance dengan perusahaan sebagai penerima merger.
Setahun kemudian, perusahaan diakuisisi oleh Fairfax Financial Holdings melalui anak perusahaannya Fairfax Asia Limited sebanyak 80%.
Kemudian merger dengan Fairfax Insurance Indonesia pada tahun 2017, di mana perusahaan menjadi penerima merger
Asuransi Multi Artha Guna mengumumkan pembagian dividen tunai Rp100 miliar atau Rp20 per lembar saham. Dividen tersebut sekitar 59 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2022 yakni Rp169,77 miliar.
Pembagian dividen tersebut telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahuann pada 22 Juni 2023.
6. Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA)
ABDA didirikan pada tahun 1982. Perusahaan ini mulai melantai di bursa sejak tujuh tahun berdiri atau tepatnya tahun 1989.
ABDA menyediakan layanan asuransi properti, asuransi pengangkutan, kendaraan bermotor, rumah dan kesehatan.
Pada tahun 2023 seiring dengan bergantinya pemilik saham utama dari Mapfre Internacional SA menjadi Oona Insurance Pte. Ltd, perusahaan ini lantas berganti nama menjadi Oona Indonesia.
ABDA mencatat laba sebesar Rp91,13 miliar. Angka ini turun 42,08% (yoy) pada 2022.
ABDA bisa mengantongi premi positif atau naik 13,16% (yoy) menjadi Rp 687,83 miliar. Namun klaim naik 6,80% (yoy) menjadi Rp 293,73 miliar dan hasil investasi bergerak turun tipis 2,24% (yoy) menjadi Rp 126,82 miliar.
7. Paninvest Tbk (PNIN)
PNIN didirikan pada tanggal 24 Oktober 1973 sebagai PT Pan Union Insurance Ltd. Setelah 10 tahun berdiri, PNIN kemudian melantai di bursa pada tahun 1983.
PNIN merupakan persuahaan bergerak di bidang asuransi umum. PNIN memiliki anak perusahaan yakni PT Panin Dai-chi Life, yang bergerak di bidang asuransi jiwa. Ini hasil joint venture dengan Dai-chi Life Holding Inc.
Eemiten yang sejatinya bergerak di bidang pariwisata ini mempunyai entitas anak usaha asuransi jiwa dengan kepemilikan tidak langsung di PT Panin Dai-ichi Life.
Laba bersih yang dicatatkan sebelum entitas secara asosiasi mencapai Rp 984,84 miliar atau tumbuh 83,19% (yoy) pada 2022.
Pencapaian tersebut utamanya disokong perolehan hasil investasi sebesar Rp 645,95 miliar atau tumbuh 12,58% (yoy). Sedangkan premi relatif melambat 4,99% (yoy) menjadi Rp 2,25 triliun. Sementara klaim turun lebih dalam 17,15% (yoy) menjadi Rp 1,86 triliun di 2022.