sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Catat Pertumbuhan AUM Reksa Dana 17 Persen, BRI-MI Naik ke Posisi Top Tiga Manajer Investasi

Market news editor Nia Deviyana
26/04/2024 13:01 WIB
Plt. Direktur Utama BRI-MI, Ira Irmalia Sjam, mengatakan Bisnis BRI-MI masih menunjukan tren pertumbuhan di 2024. 
Catat Pertumbuhan AUM Reksa Dana 17 Persen, BRI-MI Naik ke Posisi Top Tiga Manajer Investasi. Foto: MNC Media.
Catat Pertumbuhan AUM Reksa Dana 17 Persen, BRI-MI Naik ke Posisi Top Tiga Manajer Investasi. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) kembali meraih posisi Top 3 manajer investasi (MI) Indonesia berdasarkan dana kelolaan, (Asset Under Management/AUM) Reksa Dana pada Maret 2024. 

Plt. Direktur Utama BRI-MI, Ira Irmalia Sjam, mengatakan Bisnis BRI-MI masih menunjukan tren pertumbuhan di 2024. 

"Hal ini tercermin dari meningkatnya AUM Reksa Dana BRI-MI dari Rp27,12 triliun pada Maret 2023 menjadi Rp31,8 triliun pada Maret 2024, atau tumbuh 17% secara year on year," ujar Ira melalui keterangan tertulis, Jumat (26/4/2024).

Dengan demikian, BRI-MI saat ini menempati posisi 3 manajer investasi dengan AUM reksa dana terbesar. 

"Apabila dibandingkan dengan AUM industri yang turun 2.61%, pencapaian BRI-MI menunjukkan bisnis perusahaan sangat resilient di tengah kondisi pasar yang kurang stabil dan ketatnya kompetisi," imbuh Ira.

Ira menambahkan bahwa kepercayaan seluruh pemangku kepentingan BRI-MI dan dukungan sinergi dengan Bank BRI selaku induk perusahaan, menjadi salah satu kunci utama kesuksesan BRI-MI.

"Dengan memaksimalkan sinergi dengan Bank BRI selaku pemegang saham mayoritas dan sebagai salah satu bank terbesar di Tanah Air, yang dilengkapi dengan jaringan terluas dan jumlah nasabah terbanyak, BRI-MI tentunya akan terus berupaya untuk memanfaatkan keunggulan induk usahanya secara optimal untuk menjaring lebih banyak nasabah ritel,” tambah Ira.

Tawarkan Produk Reksa Dana Sebagai Diversifikasi di Tengah Konflik Geopolitik

Rupiah, IHSG, dan obligasi mengalami tekanan pada awal perdagangan pasca libur Lebaran 2024. Hal ini akibat dari sentimen negatif global yang diakibatkan karena krisis Timur Tengah yang kembali memanas dengan adanya konflik terbuka saat ini yaitu antara Iran dengan Israel. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement