Kondisi itu, berdampak positif bagi MARK yang sudah mengantongi kontrak senilai 70 juta dolar AS untuk pengapalan pada 2021. “Ada kenaikan average selling price (ASP) dan penambahan kapasitas hampir dua kali lipat, target penjualan konsolidasi akan mencapai angka Rp 1,061 Triliun dengan laba bersih sekitar Rp 300,6 Milyar," tutur dia.
Manajemen juga memproyeksikan penjualan di 2022 akan naik 40 persen dari tahun imi yaitu Rp 1,474 triliun dan bottom line sekitar Rp 433,3 miliar. Bukan tidak mungkin MARK melipatgandakan kinerja mereka seiring berjalannya tahun 2021, hal itu karena kondisi ekonomi global yang mulai pulih secara perlahan.
Disisi lain, penilaian adanya permintaan pasar yang terus berlangsung dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang. Setelah kondisi kembali normal, permintaan sarung tangan secara global diperkirakan tetap tumbuh di kisaran 10 persen - 12 persen per tahunnya.
Terkait dengan aset, total aset emiten meningkat 15.87 persen atau menjadi Rp 833,97 miliar per 31 Maret 2021 dibandingkan dengan per 31 Desember 2020 sebesar Rp 719,72 miliar.
Aset Lancar mengalami peningkatan 20.66 persen dengan nilai Rp 430.62 miliar per 31 Maret 2021, dibandingkan per 31 Desember 2020 yang tercatat Rp 356,87 miliar.