"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa per Juli 2022, laju inflasi Indonesia berada di level 4,94 persen, dan pada bulan Agustus diprediksi akan meningkat pada kisaran 5 hingga 6 persen," ujar Ibrahim.
Kemudian pada September 2022, Indonesia diprediksi akan menghadapi hiperinflasi dengan angka inflasi pada kisaran 10 sampai 12 persen, yang disebabkan oleh laju kenaikan harga pangan dan energi yang semakin mmembebani masyarakat.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Rabu (17/8) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.750-14.820. (TYO)