2. PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)
PT Arkora Hydro Tbk berhasil menambah modal baru dari pasar modal melalui IPO senilai Rp 182,67 miliar. Dana IPO sebesar 63% dialokasikan untuk tambahan investasi pada anak perusahaan guna memaksimalkan pengembangan proyek EBT ke depan, yakni 54% di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29% di PT Arkora Energi Baru, dan 17% masuk ke PT. Arkora Tenaga Matahari.
Arkora Hydro telah menyelesaikan pembangunan proyek PLTA Cikopo-2 dengan total biaya USD1,65 juta atau Rp24,72 miliar dengan nilai kurs Rp14.984 per USD/MW.
Selain itu, ARKO juga sedang melaksanakan proyek Tomasa. Proyek Tomasa menelan investasi sebesar 1,75 juta USD atau Rp 26,66 juta/MW. Biaya investasi ini lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar USD2,2 hingga USD2,5 juta atau Rp32,96 hingga Rp37,46 / MW.
Proyek Tomasa merupakan pembangkit listrik berkapasitas 10 (2x5) MW. Proyek ini dimiliki oleh ARKO melalui anak perusahaannya PT Arkora Sulawesi Selatan. Proyek Tomasa memasuki tahap operasi komersial (COD) pada Maret 2020.
Arkora Hydro tetap berkomitmen untuk meningkatkan integrasi energi terbarukan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga air dengan berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.