“Peningkatan laba bersih terutama didorong oleh volume penjualan dan harga jual produk minyak sawit yang lebih tinggi, penurunan biaya pemeliharaan di perkebunan yang sudah menghasilkan, serta penurunan biaya pengolahan di pabrik minyak sawit kami,” kata Nopri.
Harga jual rata-rata (ASP) CPO ANJT mengalami peningkatan menjadi USD881 per mt, lebih tinggi 16,4 persen dibandingkan USD757 per mt pada periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun harga komoditas sempat terpengaruh oleh ketegangan perdagangan AS-China.
Hingga akhir Maret 2025, ANJT memproduksi 187.471 mt Tandan Buah Segar (TBS), meningkat 8,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 173.226 mt.
Peningkatan produksi TBS ini sejalan dengan peningkatan hasil TBS per hektare sebesar 10,8 persen, dari 4 mt per hektare di tiga bulan pertama 2024 menjadi 4,4 mt per hektar pada kuartal I-2025.
Pembelian TBS dari petani swadaya juga meningkat 7,9 persen menjadi 109.256 mt dibandingkan 101.503 mt pada periode yang sama tahun lalu, mencerminkan peningkatan pasokan dari petani mitra.
Secara keseluruhan, perseroan mampu mengolah sebesar 295.188 mt TBS dan menghasilkan 60.764 mt minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), meningkat 7,4 persen dibandingkan dengan produksi CPO pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 56.601 mt.
Untuk diketahui, saham ANJT menjadi salah satu koleksi investor kawakan Lo Kheng Hong (LKH).
(Fiki Ariyanti)