IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan berhasil menutup perdagangan pekan lalu, Jumat (27/1/2023) dengan parkir di zona hijau.
Atas catatan positif tersebut, sejumlah saham diyakini bakal memiliki potensi menanjak di sepanjang pekan ini. Hal ini disampaikan oleh Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Astronacci International, Gema Goeyardi, dalam keterangan resminya, Minggu (29/1/2023).
Salah satu saham potensial tersebut, menurut Gema, adalah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau juga dikenal dengan nama Semen Indonesia Group (SIG).
Menurut Gema, prospek kenaikan saham SMGR dapat diharapkan usai dalam beberapa waktu terakhir didera gejolak kenaikan harga komoditas batu bara.
Dengan tren harga yang mulai stabil dan kembali ke titik normal, maka hal tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya bahan bakar dalam produksi semen, yang pada akhirnya berpeluang menaikkan margin bisnis perusahaan semen.
"SMGR saat ini sedang bergerak di atas dynamic support untuk melanjutkan penguatannya ke area Rp7.825 dengan support di area Rp6.925," ujar Gema.
Tak hanya itu, SMGR tahun ini juga mengaku tengah fokus dalam membidik sektor pendukung transisi energi dalam jangka waktu pendek hingga panjang.
Manajemen melihat prospek di sektor ini menjanjikan lantaran tren dunia yang semakin kuat mengarah ke penggunaan energi bersih.
"Hal ini sejalan dengan perkembangan ekosistem electric vehicle (kendaraan listrik) di Indonesia, sehingga portofolio yang dipilih oleh manajemen berpotensi memberikan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang," tutur Gema.
Selain SMGR, potensi besar juga tercermin dari saham emiten yang bergerak di sektor konsumsi, khususnya produk ayam olahan. Proyeksi ini mengacu pada saham PT Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
"Emiten ini diperkirakan akan tumbuh moderat di 2023, didukung oleh kebijakan kenaikan upah minimum yang setinggi-tingginya 10 persen dari tahun lalu, pertimbangan segi pasokan, serta kegiatan pemangkasan Day Old Chicken Final Stock (DOC FS) untuk mengontrol supply juga akan berlanjut," ungkap Gema.
Dengan pertimbangan tersebut, harga ayam berpotensi menjadi lebih stabil dan menguntungkan sektor ini. Secara teknikal, menurut Gema, CPIN masih bergerak dalam uptrend dengan target harga Rp6.750 selama masih bertahan di atas area Rp5.500.
Selanjutnya, Gema menjelaskan, emiten yang potensial karena keberadaan electric vehicle masih sangat prospektif mengingat Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar pertama di dunia dengan cadangan 21 juta MT, membuat perusahaan nikel di Indonesia diuntungkan karena tingginya potensi permintaan nikel di masa yang akan datang.
"Saham berpotensi kedua adalah Timah Tbk (TINS) saat ini telah menembus area konsolidasinya dengan target harga di Rp1.480 selama mampu bertahan di atas area Rp1.210," tukas Gema.
Saham prospek selanjutnya, lanjut Gema, adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), usai menembus area base dengan target harga di area Rp2.690 dan support pada area Rp2.290.
Terakhir, saham potensial dalam pandangan Gema datang dari industri pulp dan kertas, yaitu PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), yang saat ini berpeluang mengejar area classic resistance Rp8.025 selama bertahan di atas support Rp6.750. (TSA)