IDXChannel - Sejarah Saham PTPP atau kode saham dari perusahaan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk memang sangat menarik dibahas. Pasalnya, emiten yang bergerak di industri konstruksi ini meraup laba bersih Rp86,96 miliar. Sedikit meningkat 1,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp86,04 miliar. Alhasil, laba dasar perusahaan dipatok Rp14 per saham.
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), atau biasa dikenal dengan PP adalah perusahaan konstruksi milik negara Indonesia. Bank Industri Negara mendirikan perusahaan pada tanggal 26 Agustus 1953 sebagai NV Pembangunan Perumahan. Proyek pertama yang dilaksanakan perusahaan ini adalah pembangunan kompleks perumahan profesional Semen Gresik.
Profil dan Sejarah Saham PTPP
Sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, maksud dan tujuan PTPP adalah melakukan kegiatan usaha di bidang industri, konstruksi, perencanaan, pengadaan - konstruksi (EPC), perdagangan, pengelolaan wilayah, jasa pengembangan kapasitas industry, jasa konstruksi, perencanaan dan desain, pengembangan dan optimalisasi penggunaan Sumber daya perusahaan menghasilkan produk dan/atau jasa yang berkualitas tinggi dan berdaya saing tinggi.
Saat ini, kegiatan utama PTPP adalah konstruksi dan investasi, manajemen real estat dan kawasan, fasilitas konstruksi dan teknik sipil, layanan komersial detail konstruksi dan perlengkapan konstruksi, manajemen real estat, pengembangan sistem dan pekerjaan EPCX.
PT PP (Persero) Tbk memiliki anak perusahaan yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PP Properti Tbk (PPRO) dan PP Presisi Tbk (PPRE). Pada tanggal 29 Januari 2010, PTPP menerima pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) PTPP dengan total nilai 1.038.976.500 dengan nilai nominal Rp 100,- per saham dengan harga permintaan Rp 560,- per saham. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 9 Februari 2010.
Laporan Keuangan PTPP
Perusahaan konstruksi PT PP (Persero) membukukan laba Rp 86,96 miliar di semester I 2022. Ini naik tipis 1,07% dari perolehan Rp 86,04 miliar tahun lalu. Seiring dengan peningkatan laba, laba usaha melonjak 39,73% menjadi Rp 9,02 triliun dari sebelumnya Rp 6,45 triliun. Pendapatan dari jasa konstruksi menyumbang Rp 7,13 triliun. Selanjutnya, pendapatan real estate dan real estate tercatat sebesar Rp 1,07 triliun.
Dari segmen Engineering, Procurement and Construction (EPC) menghasilkan pendapatan sebesar Rp 593,19 miliar, pendapatan energi sebesar Rp 80,75 miliar, segmen Penyewaan Peralatan menghasilkan pendapatan sebesar Rp63,14 miliar, pendapatan keuangan dari konstruksi investasi keuangan konsesi sebesar Rp54,10 miliar dan mencapai penjualan sebesar Rp26,80 miliar.
Di sisi pengeluaran, beban pendapatan pada semester I 2022 juga meningkat 37,75% menjadi Rp 7,79 triliun dari sebelumnya Rp 5,65 triliun. Sementara biaya operasional naik dari Rp 313,64 miliar menjadi Rp 332,71 miliar, sedangkan biaya keuangan naik menjadi Rp 594,45 miliar. (SNP)