Selain perumahan, menurut Irianto, BESS yang diintegrasikan dengan panel surya dapat dikembangkan sebagai alternatif sumber energi untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL). Konsep ini telah diuji coba oleh DCI dengan spesifikasi energi yang dihasilkan sebesar 27,5 kWp dari panel surya dengan penyimpanan sebesar 50 kWh dari BESS dan mampu menyuplai daya charger sebesar 30 kW.
“Di tengah situasi industri saat ini yang masih penuh tantangan, diversifikasi bisnis menjadi pilihan DRMA untuk membangun mesin penghasil pendapatan yang baru. Dengan tambahan sumber pendapatan yang baru ini, kita harapkan kinerja tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya,” kata Irianto.
Dia juga menilai, strategi diversifikasi ini semakin melengkapi ekosistem kendaraan listrik DRMA yang bernama Dharma Connect (DC). Dia menyebut, DC saat ini memiliki lima segmen, yaitu DC Battery (battery pack, battery energy storage system & Auxiliary Battery), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).
Hingga kuartal III-2024, Dharma Polimetal membukukan penjualan Rp4 triliun. Sementara laba usaha emiten komponen otomotif itu tercatat Rp548 miliar dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp412 miliar.
(Rahmat Fiansyah)