IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (8/8/2025). Mata uang Garuda turun tipis 6 poin atau sekitar 0,04 persen ke level Rp16.292 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan para pelaku pasar memperhatikan pidato para pejabat The Fed untuk mendapatkan isyarat tentang langkah bank sentral selanjutnya.
"Pada hari Kamis Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, menegaskan kembali pandangannya bahwa satu kali pemotongan suku bunga sudah tepat untuk tahun ini, tetapi menambahkan bahwa masih banyak data yang harus ditunggu sebelum pertemuan berikutnya," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (8/8/2025).
Sebuah laporan Bloomberg mengatakan Gubernur Fed Christopher Waller telah muncul sebagai pilihan utama Presiden AS Donald Trump untuk menggantikan Ketua Fed saat ini, Jerome Powell, yang akan mengundurkan diri pada pertengahan 2026. Waller termasuk di antara dua anggota dewan Fed yang memberikan suara untuk penurunan suku bunga pada Juli, sejalan dengan tuntutan Trump.
Selain itu, Trump yang memutuskan pembatasan lebih lanjut pada industri minyak Rusia, khususnya pengenaan tarif tinggi terhadap India.
Tarif timbal balik Trump terhadap mitra dagang utama mulai berlaku sejak Kamis, memicu kekhawatiran atas meningkatnya gangguan ekonomi di seluruh dunia, yang pada gilirannya dapat menekan permintaan minyak.
Rusia mengonfirmasi pada Kamis bahwa Presiden Vladimir Putin akan bertemu Trump dalam beberapa hari mendatang, di tengah seruan berulang dari Trump dan Barat untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Meskipun AS memang memberlakukan sanksi ketat terhadap industri minyak Rusia, sejauh ini AS belum berbuat banyak untuk membatasi pasokan global.
Dari sentimen domestik, target pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5–6 persen memerlukan strategi tepat agar dua mesin utama penggerak ekonomi, yakni sektor pemerintah dan swasta, bisa berjalan seimbang. Kekuatan ekonomi Indonesia masih bertumpu pada permintaan domestik, yakni konsumsi dan investasi (PMTB), yang pada Juni 2025 menyumbang 90 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dua mesin penggerak ekonomi, pemerintah dan swasta, harus berfungsi bersama.
Meski tantangan global seperti geopolitik dan ketidakpastian ekonomi terus membayangi, Namun pentingnya menjaga momentum domestik, apalagi kontribusinya terhadap ekonomi mencapai 80 persen.
"Program seperti Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih sangat baik untuk menjaga stabilitas, tapi jangan abaikan sektor swasta," kata Ibrahim.
Selain itu, pemerintah terus mendorong perbankan lebih agresif menyalurkan pembiayaan ke dunia usaha untuk menghidupkan sisi konsumsi dan investasi. Apalagi bank Indonesia terus menurunkan suku bunga acuan, sehingga para kreditur kembali ramai mendapatkan pinjaman dari perbankan.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.280 - Rp16.330 per USD.
(NIA DEVIYANA)