"Tidak ada yang benar-benar berubah. Pasar tampak mulai merosot," kata Analis CFRA Research New York, Sam Stovall, dilansir Reuters, Selasa (8/3/2022).
Sebagai catatan, komoditas energi sempat terguncang dalam beberapa hari terakhir karena kekhawatiran pasokan yang dipicu oleh agresi militer Rusia ke Ukraina . Konsumen juga tampak mulai merasakan dampak seiring semakin mahalnya BBM (Bahan Bakar Minyak).
Apabila embargo minyak dari Rusia diberlakukan, maka konflik antara Rusia dan tetangganya, Ukraina bakal menyeret bencana bagi perekonomian global.
AS dengan pengaruh besarnya di blok 'barat' terus berusaha untuk meyakinkan sekutunya agar mau menghentikan serangan Rusia dengan memberikan tekanan berupa serangkaian sanksi. Embargo minyak dinilai bisa memukul mundur Kremlin.
Namun, pihak Rusia sebelumnya juga telah mengancam akan menghentikan pasokan ekspor gas alamnya ke Eropa sebagai balasan. (TYO)