sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dikepung Sentimen Negatif dari Global, Investor Perlu Lakukan Ini di Semester II-2022

Market news editor Wahyudi Aulia Siregar
02/07/2022 05:35 WIB
diharapkan investor dapat meminimalisir kerugian atau bahkan masih berpeluang mendapatkan keuntungan dari perdagangan di sepanjang enam bulan terakhir tahun ini
Dikepung Sentimen Negatif dari Global, Investor Perlu Lakukan Ini di Semester II-2022 (foto: MNC Media)
Dikepung Sentimen Negatif dari Global, Investor Perlu Lakukan Ini di Semester II-2022 (foto: MNC Media)

Ketiga, harga tiket pesawat naik, contohnya tarif penerbangan Batam – Singapura juga naik yang ikut mendorong kenaikan tarif kapal feri penyebrangan dari Batam ke Singapura dan sebaliknya. 

Keempat, harga minyak naik di tengah perkiraan kenaikan  suku bunga AS. Harga minyak naik di perdagangan Asia, di tengah kekhawatiran atas permintaan bahan bakar. 

Kelima, isu kenaikan BBM hingga detergen bakal dikenai cukai. Meski Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementrian Keuangan, Askolani, menegaskan pihaknya tidak ada rencana menjadikan bahan bakar minyak (BBM), ban karet, dan detergen sebagai barang kena cukai (BKC).

Sementara itu, katalis bagi pasar obligasi yakni konsolidasi fiskal dengan tren defisit APBN mengalami penurunan, pemulihan ekonomi yang berlanjut, dan dipertahankannya sovereign rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional.

Selain itu, sentimen positif juga berasal dari dipertahankannya suku bunga acuan BI, berlanjutnya skema burden sharing dan quantitative easing (QE) oleh Bank Indonesia sebagai dukungan untuk menjaga pasar obligasi tanah air. Total pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dan QE SBN oleh BI sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 473,42 triliun melalui pembelian di pasar perdana dan private placement sedangkan di tahun 2021 dilanjutkan sebesar Rp 358,32 triliun.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement