Lebih lanjut, Emma mengungkapkan empat faktor penopang kinerja sektor semen tahun ini antara lain adanya normalisasi harga komoditas energi, dan kompetisi yang semakin kondusif antar sektor semen pasca konsolidasi sejumlah perusahaan semen.
Dua faktor lain yang akan mendongkrak kinerja sektor semen yaitu utilisasi pabrik yang sudah sangat rendah sehingga kemungkinan akan membaik, serta potensi pemangkasan suku bunga acuan dapat mendorong permintaan properti oleh publik.
“Kami melihat ke depan akan ada potensi pertumbuhan untuk sektor semen, dengan normalisasi harga komoditas akan berlanjut,” kata Emma.
Tahun ini, Emma memprediksikan pertumbuhan kinerja penjualan semen, akan tetap tumbuh meskipun tidak besar, di kisaran 0%-5%, dibanding tahun lalu yang turun sebesar 3%. Ia pun optimistis saham semen masih sangat menarik untuk investor asing, mengingat kinerja keuangannya memiliki profitabilitas tinggi dibanding industri semen global, terutama Cina dan negara Asia lainnya.
(SLF)