Pemain ritel selanjutnya, yakni PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang menjual berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris, kosmetik, sepati, hingga produk kebutuhan sehari-hari.
RALS memiliki 104 outlet yang terdiri dari Ramayana (99 outlet), Robinson (3 outlet), dan Cahaya (2 outlet), yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Selain perusahaan-perusahaan di atas, pemain ritel lainnya yakni PT Mega Perintis Tbk (ZONE) yang berfokus pada fashion pria.
Adapun bisnis ritel ZONE terdiri dari Mega Putra Garment yang berfokus pada manufaktur dan Mitrelindo Global yang menjalankan bisnis ritel untuk merek internasional seperti Nike.
Selain itu, perusahaan juga melakukan usaha trading dengan menjadi pemasokdan produksi pakaian untuk merek pihak ketiga dan retailer lain melalui anak usaha tidak langsung, yakni PT Mitra Perintis Merdeka.
Informasi saja, ZONE dimiliki oleh Tancorp Grup, yang dikendalikan oleh Hermanto Tanoko. Di samping itu, Tancorp Grup juga memiliki saham di ZONE melalui Tancorp Investama Mulia dengan kepemilikan saham sebesar 22,99 persen.
Selain menguasai ZONE, Tancorp Grup juga mengendalikan produsen cat Avian, yakni PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) hingga PT Depo Bangunan Tbk (DEPO).
Kinerja Moncer di Tengah Ancaman Inflasi
Meskipun inflasi menghantui sektor ritel, pemain besar industri ini justru mencatkan kinerja keuangan hingga saham yang moncer sepanjang 2022.
Melansir data laporan keuangan emiten, ZONE memimpin kinerja keuangan emiten ritel dengan pertumbuhan laba bersih yang meroket hingga 786,50 persen menjadi Rp62,47 miliar selama sembilan bulan di tahun 2022.
Selain itu, ZONE juga mencetak pendapatan bersih sebesar Rp497,62 miliar atau melesat hingga 56,47 persen secara yoy.
Adapun meningkatnya pendapatan bersih ZONE ditopang oleh meningkatnya sejumlah segmen pendapatan seperti penjualan pakaian pihak ketiga lokal yang melesat hingga 58,40 persen yoy menjadi Rp476,74 miliar.
Selain itu, penjualan aksesoris pihak ketiga lokal juga turut naik 22,37 persen menjadi Rp20,88 miliar hingga kuartal III-2022.
ZONE juga memperoleh pendapatan dari penjualan bersih terhadap LPPF, yakni sebesar Rp77,08 miliar yang berkontribusi hingga 15,49 persen terhadap total pendapatan ZONE.
Menyusul ZONE, MAPA juga membukukan peningkatan penjualan bersih hingga 79,56 persen di periode ini dari Rp3,80 triliun di tahun sebelumnya menjadi Rp6,82 triliun. Ini menjadi pertumbuhan pendapatan bersih paling unggul di antara emiten ritel lainnya.
Sedangkan laba bersih MAPA juga naik signifikan menjadi Rp803,79 miliar dalam sembilan bulan tahun ini. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, MAPA masih menanggung rugi bersih sebesar Rp14,90 miliar. (Lihat tabel di bawah ini.)
Senada dengan MAPA, induk perusahaannya yaitu MAPI juga berhasil membalik rugi menjadi laba (turnaround) per akhir September 2022. Adapun laba bersih emiten yang dibukukan di periode ini mencapai Rp1,50 triliun.
Sedangkan pendapatan bersih MAPI juga meningkat sebesar 55,80 persen ke Rp18,82 triliun dari Rp12,08 triliun.
Menurut VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, Ratih D. Gianda, kuatnya kinerja MAPI di Kuartal III mencerminkan ‘Resilience and Re-imagination of MAP Retail’
“Karena perusahaan mampu bertahan di tengah pandemi dan kembali melanjutkan rencana pertumbuhan jangka panjang untuk berbagai kanal penjualan, baik secara offline, online,market places, maupun distribusi kepada berbagai UMKM,” ungkapnya.
Selain emiten Grup MAP dan Tancorp, LPPF dan RALS juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang meningkat secara signifikan dalam sembilan bulan tahun 2022 masing-masing sebesar 140,28 persen dan 189,96 persen.
Sedangkan laba bersih yang dibukukan LPPF sebesar Rp105,41 miliar sementara RALS laba bersihnya mencapai Rp298,12 miliar di periode ini.
Tak hanya laba bersih yang meroket, kedua emiten ini juga mencatatkan kenaikan pendapatan bersih dalam sembilan bulan 2022.
Adapun pendapatan bersih LPPF meningkat 21,54 persen menjadi Rp4,96 triliun. Sedangkan RALS memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp2,40 triliun atau melesat 21,46 persen yoy.
Melesatnya kinerja keuangan emiten ritel di atas juga diiringi dengan melambungnya harga saham emiten sepanjang tahun 2022.