IDXChannel – Inflasi yang terus meningkat menghantui industri ritel Tanah Air. Kendati demikian, pemain ritel justru mencatatkan kinerja moncer di sepanjang 2022 ditopang dengan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi nasional.
Sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di bulan Oktober 2022 mencapai 5,71 persen, atau turun 0,11 persen dari inflasi di bulan lalu. Meski mengalami penurunan, inflasi pada bulan ini masih relatif tinggi.
Selain itu, data BPS juga menyebutkan sejumlah kelompok pengeluaran yang punya andil dalam inflasi. Adapun sektor transportasi memiliki persentase terbesar, yakni mencapai 1,92 persen.
Sementara sektor makanan, minuman, dan tembakau berada di posisi kedua yakni mencapai 1,72 persen. Sementara kategori lainnya yaitu pakaian dan alas kaki (0,08 persen), perumahan, air, listrik, dan rumah tangga (0,65 persen), serta penyedia makanan dan minuman restoran (0,42 persen). (Lihat grafik di bawah ini.)
Meningkatnya inflasi tentu berpengaruh bagi industri ritel karena turut menyebabkan harga kebutuhan melambung yang berdampak bagi melemahnya konsumsi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyebutkan, dampak inflasi berpengaruh terhadap turunnya indikator penjualan ritel.
Menurutnya, berdasarkan data Indeks Penjualan Riil (IPR) per September 2022, sejumlah penjualan barang mengalami penurunan secara bulanan, seperti suku cadang dan aksesori (12,7 persen)hingga makanan, minuman dan tembakau (0,5 persen).
“Konsumen terutama kelas menengah punya kecenderungan untuk tahan belanja, karena naiknya inflasi tidak dibarengi dengan perbaikan pendapatan masyarakat,” ujar Bhima dalam wawancara dengan IDX Channel, Kamis (3/11).
Bhima juga menyampaikan, dalam beberapa bulan kedepan, situasi tersebut diperkirakan belum dapat pulih apalagi kenaikan inflasi di berbagai negara cenderung bertahan lama.
“Perlu diwaspadai adanya tren pelambatan dalam konsumsi rumah tangga yang berpengaruh ke omset ritel,” kata Bhima.
Kendati demikian, IPR per September secara keseluruhan mengalami pertumbuhan 5,5 persen secara tahunan (yoy), walaupun memang pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen mtm.
Meski dihantui oleh kenaikan inflasi, ekonomi RI masih mengalami penguatan dengan pertumbuhan 5 persen selama tiga triwulan berturut-turut sepanjang tahun ini.
Menurut data Bank Indonesia (BI), tekanan inflasi pada November 2022 cenderung stabil sedangkan pada Februari 2023 menurun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengugkapkan, penguatan ekonomi nasional terlihat dari adanya peningkatan beberapa indikator di kuartal II-2022, seperti sektor riil yang solid dengan pertumbuhan positif dari penjualan ritel dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Adapun IKK pada September 2022 sebesar 117,2 atau tetap berada pada level optimis (indeks >100), meskipun merosot dibanding bulan sebelumnya yakni 124,7.
Meski merosot, indeks tersebut lebih tinggi dibanding masa pra pandemi yang berada di angka 80 dengan kata lain di bawah level optimis.
“Tingkat resiliensi Indonesia cukup tinggi dan relatif lebih kuat. Namun saat ini, Indonesia masih harus mewaspadai risiko kenaikan inflasi,” papar Menko Airlangga, dilansir dalam siaran pers Kemenko Perekonomian.
Pemain Industri Ritel Tanah Air
Industri ritel Tanah Air didominasi oleh pemain besar yang tercatat di bursa seperti Grup MAP melalui beberapa perusahaan ritelnya, yakni PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) hingga PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA).
Kegiatan utama MAPI bergerak di bidang perdagangan eceran meliputi pakaian, sepatu, aksesoris, tas, dan peralatan olahraga. Saat ini, MAPI mengelola lebih dari 2.300 gerai (outlet) di berbagai kota besar di indonesia.
Adapun MAPI juga menjadi pengendali saham dari anak usaha MAP lainnya, yakni MAPA. Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 September 2022, kepemilikan saham MAPI di MAPA sebesar 68,84 persen.
Sama seperti MAPI, MAPA juga bergerak di bidang perdagangan eceran atas produk olahraga dan lifestyle yang dijual di lebih dari 1.000 outlet di kota-kota besar di Indonesia. Adapun outlet unggulan MAPA adalah Planet Sports, Sports Station, hingga Kidz Station.
Selain Grup MAP, pemain ritel lainnya yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). LPPF menyediakan berbagai barang seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik, hingga peralatan rumah tangga.
Saat ini, LPPF memiliki 139 outlet yang tersebar di 77 kota di seluruh Indonesia. Selain itu, LPPF juga tersedia secara online melalui Matahari.com serta market place pihak ketiga lainnya.
LPPF juga terafiliasi oleh konglomerasi Grup Lippo melalui PT Multipolar Tbk (MLPL), yang menggenggam saham perusahaan ini sebesar 8,88 persen.