Dari domestik, Presiden Prabowo Subianto berharap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2027 atau 2028 tidak lagi defisit.
Dengan begitu, pendapatan dan belanja negara seimbang atau bahkan pendapatan lebih besar daripada belanja. Keinginan tersebut diungkapkan Prabowo saat menyampaikan nota keuangan dalam Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025.
Dalam nota keuangan tersebut, menyampaikan target defisit APBN 2026 sebesar 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB). Artinya, butuh waktu setahun untuk menekan defisit dari 2,48 persen menjadi nol.
Namun, alih-alih turun, Kementerian Keuangan pada September 2025 mengerek target defisit tahun depan dari rancangan awal 2,48 persen menjadi 2,68 persen. Kenaikan tersebut pun disetujui DPR lewat pengesahan Undang-Undang APBN 2026.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.650 - Rp16.700 per USD.
(NIA DEVIYANA)