Lebih lanjut, Iwan menambahkan, sepanjang 2023, pihaknya juga menunjukkan kinerja yang memecahkan rekor dalam hal overburden removal, pendapatan, dan EBITDA, melebihi target yang ditetapkan Group untuk tahun tersebut.
"Keberhasilan ini sebagian besar didorong oleh rekor overburden removal yang meningkat sebesar 14% YoY, dan volume produksi di Indonesia naik 10% YoY dan Australia naik 28% YoY. Hal ini didukung oleh peningkatan signifikan dari keberhasilan memperoleh sejumlah kontrak, termasuk tambang Saraji dan Burton milik BMA (BHP dan Mitsubishi Alliance) di Australia," tutur Iwan.
Iwan juga mengungkapkan, meskipun volume produksi perseroan mengalami peningkatan yang signifikan, DOID berhasil mempertahankan intensitas emisi di angka 0,0016 tCO2e/ton produksi selama tiga tahun terakhir.
Sebagai informsi, sepanjang 2023, melalui BUMA Australia, DOID juga telah melakukan rehabilitasi progresif di area seluas 85 hektar lahan, sehingga menambah luas area yang telah direhabilitasi menjadi 1.472 hektar secara kumulatif dalam beberapa tahun terakhir.
"Hal ini memberikan nilai kepada pelanggan perseroan sekaligus berkontribusi pada rehabilitasi area yang terdampak oleh operasi pertambangan," pungkas Iwan.
(YNA)