Pada April, pasar global terguncang oleh gerakan Jual Aset Amerika di pasar saham, valuta asing, dan surat obligasi AS. Sejumlah analis memperkirakan sentimen serupa bisa kembali muncul di masa mendatang.
"Kita menyaksikan berakhirnya kenaikan dolar AS selama 14 tahun," kata Kepala Ekonom RSM Joseph Brusuelas.
Ekonom Harvard Kenneth Rogoff mengatakan, bank sentral di China dan negara lain melakukan diversifikasi dari dolar AS bahkan sebelum 2025, kembalinya Trump mempercepat tren tersebut.
"Saya pikir kita akan melihat periode volatilitas keuangan yang sangat besar, yang sebagian besar berpusat di sekitar kekacauan di Amerika Serikat," kata Rogoff kepada AFP.
Rogoff menyinggung pada ketidakpastian tentang independensi Bank Sentral AS dan kebangkitan populisme.