Di Asia, yen Jepang naik 0,3% menjadi 143,27 per dolar, meskipun tidak jauh dari level terendah dalam tujuh bulan di 143,87 yang dicapai pada Jumat.
Yen telah berada di bawah tekanan baru dalam beberapa pekan terakhir di tengah perbedaan mencolok antara sikap ultra-dovish BOJ dan bank sentral yang hawkish di negara lain.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko greenback tergelincir 0,07% menjadi USD0,66745, sedangkan kiwi naik 0,19% menjadi USD0,61555.
China juga kembali dari liburan pada hari Senin, dengan pasar waspada untuk langkah-langkah dukungan lebih lanjut dari Beijing untuk merangsang pemulihan ekonomi negara yang goyah.
Yuan offshore merana di dekat level terendah tujuh bulan di level 7,2162 per dolar.
Kondisi ini didukung sentimen trader yang mempertimbangkan dampak dari siklus pengetatan moneter yang berlarut-larut pada prospek pertumbuhan global yang diisyaratkan oleh banyak bank sentral. Serta karena kekhawatiran atas penurunan yang dalam di negara ekonomi utama dunia.
Aktivitas bisnis AS turun ke level terendah tiga bulan pada Juni karena pertumbuhan jasa mereda untuk pertama kalinya di tahun ini. Kontraksi di sektor manufaktur juga terpantau semakin dalam terlihat dari hasil data survei yang dirilis Jumat lalu.
Hal ini memperkuat gambaran keseluruhan dan pertumbuhan ekonomi AS yang meningkat pada kuartal kedua tahun ini memunculkan kekhawatiran kenaikan suku bunga yang agresif selama setahun terakhir akan memicu resesi.
Investor juga tengah waspada dari peristiwa akhir pekan yang dramatis di Rusia, yakni upaya kudeta oleh Wagner Group, tantara bayaran yang awalnya membela negara Beruang Merah tersebut.
"Jika situasi di Rusia memburuk dengan tajam, kondisi ini dapat secara tiba-tiba membebani mata uang seperti dolar Australia dan menjadi sesuatu yang akan terus kami pantau," imbuh Kong. (ADF)