Di lain pihak, para analis berpendapat bahwa peristiwa tersebut meningkatkan peluang Trump untuk merebut kembali Gedung Putih pada pemilihan umum (pemilu) November mendatang.
Meski demikian, dolar melemah selama dua pekan berturut-turut karena menurunnya inflasi AS memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera menurunkan suku bunganya.
Data pekan lalu menunjukkan bahwa inflasi konsumen AS melambat lebih dari perkiraan pada Juni, sementara pejabat The Fed mengisyaratkan kesiapan untuk menghentikan kenaikan suku bunga.
Pasar saat ini memperkirakan kemungkinan lebih dari 90 persen penurunan suku bunga The Fed pada September, dan penurunan kedua akan terjadi sebelum akhir tahun.
Dolar menguat secara keseluruhan, namun para investor juga tetap waspada terhadap kemungkinan intervensi yen yang terjadi minggu lalu.