Pada sesi Kamis (11/7) lalu, yen melonjak sebanyak 2,6 persen menjadi 157,42 per dolar, dengan media lokal mengklaim langkah tersebut dipicu oleh pembelian resmi untuk mendukung mata uang tersebut setelah jatuh ke posisi terendah dalam 38 tahun.
Penguatan yen merugikan prospek keuntungan industri-industri Jepang yang bergantung pada ekspor dan menjadikan aset-aset Jepang lebih mahal bagi investor asing.
Nikkei Asia Review juga melaporkan bahwa BOJ melakukan pemeriksaan suku bunga dengan bank-bank pada pasangan euro-yen pada Jumat, meningkatkan kekhawatiran akan intervensi lebih lanjut.
Sementara itu, diplomat mata uang terkemuka Masato Kanda menolak untuk mengkonfirmasi apakah pemerintah mempunyai andil dalam kenaikan yen.
Investor juga menantikan pertemuan kebijakan BOJ pada akhir Juli yang diperkirakan akan mengumumkan rencana pengurangan pembelian obligasi dan kemungkinan menaikkan suku bunga lagi.