“Pasar perlu secara struktural dan signifikan menilai kembali risiko perang dagang," kata Kepala Penelitian FX di Deutsche Bank dalam analisisnya, mengutip Bloomberg, Senin (3/2/2025).
“Untuk Kanada dan Meksiko, kami melihat guncangan perdagangan ini, jika berkelanjutan, sebagai hal yang jauh lebih besar dalam skala ekonomi dibanding Brexit di Inggris dan memperkirakan kedua negara akan memasuki resesi dalam beberapa minggu mendatang," ujarnya.
Sementara itu, S&P 500 membalikkan keuntungan dan turun 0,5 persen, setelah pengumuman Gedung Putih pada Jumat pekan lalu. Dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya dan imbal hasil pada obligasi pemerintah 10 tahun naik dua basis poin.
Di balik reli dolar ada taruhan bahwa tarif akan memicu tekanan inflasi dan mempertahankan suku bunga AS tetap tinggi. Juga merugikan ekonomi di negara lain, lebih dari AS dan menambah daya tarik greenback sebagai tempat berlindung yang aman.
Mata uang negara lain terdampak karena permintaan Amerika untuk impor yang lebih mahal akan menurun. Para investor waspada terhadap perubahan besar di pasar saham, di sektor-sektor yang dianggap sebagai garis depan perang dagang.