Namun dengan tantangan ekonomi ke depannya yang berimbas pada kinerja sektor otomotif, di antaranya kenaikan PPN menjadi 12 persen hingga risiko pengenaan opsen pajak kendaraan bermotor.
"Oleh karena itu, kami mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan konservatif untuk 2024 dan 2025 sebesar 1,9 persen dan 5,9 persen YoY," ujarnya.
Andhika tetap memandang positif untuk DRMA dengan beberapa inisiatif bisnisnya seperti, komitmen produksi battery accu dengan berbahan dasar LFP yang dapat bertahan hingga 4-5 tahun (2W & 4W), dan potensi merger dan akuisisi dengan produsen komponen untuk 4W.
Insentif PPnBM DTP 3 persen untuk hybrid diproyeksikan dapat meningkatkan penjualan mobil hybrid, di mana DRMA telah menyuplai komponen untuk kendaraan tersebut.
"Sejalan dengan hal tersebut kami tetap merekomendasikan BUY dengan penyesuaian target harga menjadi Rp1.200 (implied EV/EBITDA 6,15x di 2025) dari sebelumnya di Rp1.340," kata Andhika.
(Fiki Ariyanti)