Mekanisme ini menggunakan solar panel yang bekerja sama dengan konsorsium lokal, yakni Inspira (Indonesia Solar Panel Industry & Renewable Alliance) yang terdiri dari grup Adaro, Medco dan Toba Sejahtera hingga beberapa pemain renewable energy besar global lainnya.
"Apa peran DRMA? Dalam kegiatan ekspor listrik dibutuhkan teknologi penyimpanan listrik yang menggunakan baterai (BESS) dengan syarat memiliki besaran kapasitas hingga 2 kali lebih besar daripada kapasitas produksinya," ujar Andhika.
"DRMA telah memiliki kapasitas untuk memproduksi BESS dengan target konservatif menguasai 1-5 persen market share dari proyek tersebut yang memiliki potensi menambah pendapatan (anorganik) sekitar USD36 juta-181 juta," tuturnya.
Menurut Andhika, ke depannya, perseroan tetap fokus pada industri otomotif di kedua segmen roda dua dan roda empat (2W & 4W) bersamaan dengan komitmen implementasi pada ekosistem EV dengan memulai kerja sama dengan brand EV global di antaranya BYD dan Vinfast.