Kendati pasar Afrika ikut menjadi target perusahaan, Leonard menyebut perusahaan memantau kondisi politik di wilayah setempat, terutama yang berdampak terhadap penjualan produk SIDO.
Hingga September 2023, penjualan SIDO menembus Rp2,36 triliun, sedikit melandai dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp2,61 triliun. Seluruh segmen mengalami penurunan, mulai dari jamu herbal-suplemen, makanan-minuman, hingga farmasi.
Adapun laba bersih digenggam senilai Rp586,57 miliar, turun 18,58% yoy dibandingkan September 2022 senilai Rp720,44 miliar. Earnings per share (EPS) SIDO mencapai Rp19,55 per saham, dari Rp24,01 per saham.
(DES)