"Tidak diragukan lagi bahwa ketidakpastian geopolitik terkait konflik di Eropa dan Timur Tengah, ditambah dengan sikap agresif dari China terhadap Taiwan dan pemilihan presiden AS yang semakin buruk, masih mendorong investor untuk meningkatkan eksposur mereka pada aset pelindung seperti emas," kata kepala strategi emas di State Street Global Advisors George Milling-Stanley kepada MarketWatch pada Kamis (1/8).
Data Ekonomi Lesu
Logam mulia ini sejatinya mendapat dukungan di tengah data ekonomi AS yang lesu, pembelian oleh bank sentral, pelemahan dolar, dan ketegangan di Timur Tengah.
Data yang dirilis pada Kamis menunjukkan aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi yang lebih tajam dari yang diperkirakan, dengan indeks manufaktur Institute for Supply Management berada di angka 46,8 persen, turun dari 48,5 persen pada Juni. Angka ini turun untuk bulan keempat berturut-turut ke level terendah dalam delapan bulan.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu juga naik sebesar 14.000 menjadi hampir satu tahun tertinggi di angka 249.000.
“Data tersebut menguatkan hipotesis pasar tentang beberapa kali pemotongan suku bunga tahun ini," ujar analis pasar di XS.com kata Samer Hasn.