“Merek-merek seperti Kettal, Living Divani dan Camerich menjadi contoh nyata bagaimana perseroan menggabungkan estetika dan keberlanjutan dalam produk-produknya.” paparnya.
Selanjutnya, perusahaan juga memacu kolaborasi dengan UKM yang berfokus pada keberlanjutan bisnis, terutama yang memakai bahan biomaterial, seperti kulit vegan dari limbah kopi, untuk produk furnitur dan aksesori.
“Perusahaan juga menerapkan langkah komprehensif untuk melindungi merek dagang, paten, dan hak cipta,” kata Erlangga.
Hingga akhir 2023, LFLO mencatatkan penjualan senilai Rp80,74 miliar, naik signifikan dibandingkan periode 2022 yang mencapai Rp64,67 miliar. Sementara laba bersih untuk entitas induk mencapai Rp8,84 miliar, naik dari sebelumnya senilai Rp3,49 miliar.
(FAY)