IDXChannel - PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI) berambisi untuk dual listing. Selain di Bursa Efek Indonesia (BEI), rencananya emiten pengembang properti ingin mencatatkan saham di Bursa Amerika Serikat (AS).
Cita-cita ini diungkapkan manajemen BAPI dalam public expose atau paparan public pada 12 Desember 2024.
Direktur Utama BAPI, Ahmad Surahman mengatakan, perseroan akan listing di luar negeri dengan skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebesar 20 persen dari modal disetor perseroan.
"Perseroan memilih untuk tanpa HMETD bertujuan agar pemegang saham saat ini, sahamnya tidak terdelusi secara signifikan," kata dia dalam laporan hasil public expose di keterbukaan informasi BEI, Senin (23/12/2024).
Perseroan berharap, dampak pencatatan atau listing di NYSE atau NASDAQ akan meningkatkan volume perdagangan dan stabilitas harga saham yang diperdagangkan di BEI.
"Buktinya harga saham sempat naik pada saat kami akan melakukan RUPSLB untuk dual listing pada Oktober lalu. Tetapi minta ditunda oleh OJK karena ada kekurangan administrasi berdasarkan peraturan OJK," tuturnya.
Dalam informasi terpisah, BAPI memang menjadwalkan RUPSLB pada 31 Oktober 2024 untuk minta restu kepada investor terkait penambahan modal disetor dengan cara dual listing (IPO) di luar negeri. Namun kemudian RUPSLB dibatalkan dan belum diagendakan lagi oleh perseroan hingga saat ini.
Meski demikian, perseroan memberikan penjelasan terkait rencana dual listing tersebut kepada BEI pada Oktober lalu.
Ahmad menerangkan latar belakang rencana IPO di Bursa Amerika Serikat (AS) adalah untuk memperkuat permodalan perseroan dalam rangka menjaga kelangsungan operasional dan menyelesaikan pelaksanaan pembangunan properti milik perseroan.
"Maka perseroan berniat untuk melakukan pencatatan saham di NYSE atau NASDAQ untuk dapat meningkatkan volume perdagangan dan stabilitas harga saham perseroan yang diperdagangkan di BEI," ujarnya.
"Perseroan yakin bahwa dengan mencatatkan di pasar AS akan meningkatkan visibilitasnya secara substansial bagi investor AS yang mencari peluang investasi di bidang real estate dan pusat kesehatan di Asia Tenggara, serta dapat menciptakan likuiditas tambahan dan kekuatan harga untuk perdagangan saham kami di BEI jika peluang arbitrase muncul dan dimanfaatkan oleh investor institusional di AS dan Indonesia," tutur Ahmad
Adapun metode yang akan dilakukan perseroan untuk mencatatkan saham di Bursa AS adalah melalui American Depositary Receipts (ADR).
ADR adalah instrumen keamanan yang dapat dinegosiasikan yang diterbitkan oleh bank AS yang mewakili sejumlah saham tertentu di perusahaan asing yang diperdagangkan di pasar keuangan AS.
"ADR membayar dividen dalam dolar AS dan diperdagangkan seperti saham biasa. Perusahaan kini dapat membeli saham perusahaan asing dalam jumlah besar dan menerbitkannya kembali di pasar AS. ADR terdaftar di NYSE, NASDAQ, AMEX dan dapat dijual bebas," ujar Ahmad.
Dalam aksi korporasi besar ini, diakuinya, perseroan menunjuk konsultan luar negeri EF Hutton LLC (EF Hutton) yang merupakan financial advisor, dan lead underwriter, deal manager, dan investment banker untuk rencana dual listing perseroan di New York.
EF Hutton disebutkannya, merupakan lead underwriting and investment banker yang akan bertindak sebagai standby buyer.
"Target dana yang diperoleh adalah setara dengan USD17,5 juta dan saham yang akan ditawarkan akan disesuaikan jumlahnya untuk mencapai dana yang ditargetkan tersebut, dengan tetap mempertahankan rasio kepemilikan pemegang saham founder tetap majority, sehingga tidak akan terjadi perubahan pemegang saham pengendali," kata Ahmad.
BAPI, kata dia, telah mendapatkan hasil kajian dan berdasarkan konsultasi dengan EF Hutton yang meyakinkan bahwa market untuk saham perseroan di Amerika Serikat positif.
Sebagai informasi tambahan, saham BAPI anjlok 9,09 persen di Rp10 jelang penutupan perdagangan hari ini (23/12).
(Fiki Ariyanti)