Ketiganya masing-masing menahan kejatuhan indeks dengan menyumbang penguatan 12,37 poin, 8,48 poin, dan 5,82 poin.
“Kalau perihal sebagai pemberat IHSG, kami memperkirakan BREN yang berpotensi menjadi pemberat dengan saat ini menjadi emiten nomor 3 dengan market cap terbesar setelah BBCA dan BBRI,” kata Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, kepada IDX Channel, dikutip Kamis (11/1/2024).
Senada, Technical Analyst dan Founder WH Project, William Hartanto juga menyebut bahwa secara teknikal saham-saham Barito masih berada dalam fase downtrend. “Bisa (membebani), memang karena market capsnya besar sehingga jadi pemberat dan pendorong kalau lagi naik,” paparnya.
Pada penutupan Kamis (11/1) IHSG secara teknikal masih tertahan di area oversold, berdasarkan indikator Stochastic RSI. Istilah oversold merujuk pada kondisi saat tekanan jual telah berlangsung secara terus-menerus.
Menurut riset Phintraco Sekuritas, level support IHSG berada di area 7.150, dengan pivot level di 7.220. Adapun resistance berada di Rp7.300. “Selama IHSG bertahan di atas MA 20 (Moving Average), maka indeks menjaga peluang bullish continuation,” papar riset tersebut.
(DES)