Perseroan menyiapkan dana maksimal Rp192 miliar untuk membeli saham ENRG di pasar reguler. Dengan dana itu, jumlah saham yang akan dibeli selama periode buyback tidak akan melebihi 10 persen dari modal disetor.
Menurut Riri, keputusan manajemen melakukan buyback saham untuk meningkatkan nilai investasi para pemegang saham. Dengan buyback ini, jumlah saham beredar akan berkurang sehingga laba bersih per saham akan meningkat.
"Perseroan berkeyakinan bahwa harga saham perseroan di BEI saat ini belum mencerminkan nilai fundamental perseroan dan kinerja perseroan," ujarnya.
Penundaan RUPSLB ENRG direspons secara negatif oleh pelaku pasar. Jelang penutupan perdagangan sore ini, harga saham emiten minyak dan gas bumi itu merosot 2,56 persen ke Rp228.
Penurunan harga itu membuat nilai kapitalisasi pasar ENRG terkoreksi menjadi Rp5,6 triliun. Nilai tersebut mencerminkan PER 5,03 kali (TTM), PBV 0,53 kali, dan EV/EBITDA 2,00 kali (TTM).
(Rahmat Fiansyah)