Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah dinilai Bejoy tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perseroan. "Dampaknya tidak banyak karena meski bahan baku impor dalam dolar AS, namun penjualan kami ekspor dalam dolar AS juga," katanya.
Dia menambahkan, ERTX terus melakukan efisiensi operasional, terutama menekan biaya tetap (fixed cost) dan beban bunga. Langkah itu dinilai penting untuk mempertahankan margin di industri tekstil yang sangat kompetitif.
Untuk tahun ini, ERTX akan fokus menggenjot ekspor ke Jepang di samping pasar lokal. Penjualan ke pasar AS dan Eropa diperkirakan akan melambat dibandingkan tahun lalu. Perseroan juga belum tertarik melirik pasar ekspor baru.
"Kami berusaha menjaga pesanan dan meningkatkan sales order dari pembeli lama dan pembeli baru di tahun 2023," tuturnya.
(RFI)