"Tentu, dalam melanjutkan ini kita tidak hanya berpangku tangan mengharapkan dukungan full dari pemerintah, tetapi transformasi sesuai dengan market ini yang harus kita lakukan. Dan ini, di sektor energi dan kesehatan juga banyak perubahan karena inovasi yang kita lakukan di sini (IPO)," ujar Erick, Rabu (15/9/2021).
Saat ini, Kementerian BUMN masih melihat kebutuhan pasar investor dalam negeri sebelum memutuskan untuk melantai.
Selain itu, pemegang saham melalui Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo pun sudah melakukan roadshow di luar negeri untuk melihat potensi pasar pasca entitas mencatatkan sahamnya di pasar modal.
Di bidang kesehatan, setelah Holding RS BUMN diresmikan, pemerintah akan membawa sejumlah perusahaan yang menjadi anggota holding untuk mencatatkan sahamnya. Adapun PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) atau IHC selaku induk holding dan membawahi 34 anggota RS BUMN yang dikelola oleh 18 Rumah Sakit BUMN.
Saat ini sejumlah persiapan tengah dilakukan, salah satunya, pembangunan layanan kesehatan atau RS satu pintu (one stop health services) bertaraf internasional di Sanur, Bali. Dalam konteks ini, pemerintah mempercayakan Mayo Klinik sebagai advisor atau penasehatnya.