Sementara apabila Filipina berhasil membangun smelter nikel dalam 5 tahun ke depan, tambahan produk nikel dari Filipina berpotensi kembali menyebabkan oversupply, dan menekan harga produk turunan nikel global jika tidak diikuti oleh kenaikan permintaan dan/atau penutupan smelter di negara lain.
Adapun emiten produsen produk nikel yang berpotensi terimbas sentimen ini adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL).
“Meski demikian, kami menilai investor perlu memperhatikan bagaimana perkembangan industri pertambangan dan pengolahan nikel domestik dalam 5 tahun ke depan, sebelum kebijakan pelarangan ekspor Filipina mulai berlaku,” tutur dia.
(DESI ANGRIANI)