Michael menjelaskan, sektor barang konsumsi dan ritel memiliki potensi menarik setelah sempat tertekan selama dua tahun terakhir. “Sektor consumer goods dan retailers ini menarik menyusul low base effect koreksi selama dua tahun karena daya beli dan inflasi yang menurun,” tuturnya.
Sementara itu, Indo Premier Sekuritas dalam riset yang terbit pada 22 Oktober 2025 menilai program bantuan sosial tunai pemerintah pada Oktober-Desember 2025 berpotensi mengangkat kembali daya beli masyarakat.
Pemerintah akan menyalurkan bantuan Rp300.000 per bulan kepada 35,4 juta penerima, dengan total anggaran mencapai Rp31,9 triliun. Dana tersebut berasal dari realokasi anggaran yang belum terserap, sejalan dengan arahan Kementerian Keuangan untuk mengoptimalkan belanja negara.
Indo Premier menilai, skema bantuan tunai lebih efektif mendorong konsumsi dibanding bantuan non-tunai seperti diskon listrik pada awal tahun ini.
Pada kuartal I-2025, penjualan barang konsumsi harian hanya tumbuh 3 persen secara tahunan, jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir 8,3 persen. Sebaliknya, ketika pemerintah menyalurkan bantuan tunai tambahan pada 2022, penjualan sektor ini melonjak 8,7 persen.