Senada, Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan, SBMA mencatatkan laba bersih sebesar Rp9,7 miliar sepanjang sembilan bulan di tahun lalu, tumbuh 106,3 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama di 2023. Hendra menyebut, perseroan memiliki keunggulan yakni posisinya yang strategis di Kalimantan, terutama dengan adanya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pertumbuhan industri smelter di wilayah tersebut.
“Fokus perusahaan pada pasar lokal menjadi keuntungan tersendiri, karena meskipun harga gas dunia naik, permintaan domestik yang kuat tetap mendukung kinerja,” ujar Hendra.
Sebagai produsen gas industri seperti acetylene, oksigen, nitrogen, dan argon, SBMA bergantung pada bahan baku dan energi dalam produksinya. Jika harga gas dunia, terutama LPG, LNG, atau bahan kimia seperti kalsium karbida untuk acetylene, mengalami kenaikan, biaya produksi perusahaan bisa meningkat dan berpotensi menekan margin keuntungan.
“Namun, prospek pertumbuhan industri di Kalimantan tetap menjadi katalis positif yang dapat menjaga stabilitas bisnis SBMA ke depan,” kata Hendra.
(Dhera Arizona)