"Tahun ini kami punya kewajiban untuk reverse fund, sehingga kami alokasikan Rp500 juta (dari laba bersih) untuk itu. Sisanya sekitar Rp700-an juta lagi untuk keperluan modal kerja," tutur Damar.
Sebagai perusahaan yang sedang bertumbuh, Damar menjelaskan, pihak pemegang saham VTNY sangat memahami dan tidak menuntut adanya pembagian dividen di setiap tahunnya.
Alih-alih dibagikan sebagai dividen, realisasi laba bersih dinilai lebih dibutuhkan untuk memperkuat fundamental keuangan perusahaan, sehingga dapat bertumbuh secara lebih maksimal di masa mendatang.
"Para pemegang saham tidak menuntut (adanya pembagian dividen), dan malah lebih berharap agar bisnis kita bisa lebih berkembang lagi ke depannya," tegas Damar. (TSA)