Sementara, terkait upaya penguatan internal, BAUT memberlakukan Goal Agreement Form (GAF), sebuah format Key Performance Indicator (KPI) berbasis hasil yang disosialisasikan pada 2024 dan digunakan untuk penilaian kinerja pada 2025. Langkah ini bertujuan meningkatkan kompetensi dan produktivitas SDM di seluruh departemen.
"Selain itu, untuk meningkatkan penjualan, kami juga rutin menyelenggarakan program pelatihan untuk departemen sales, inventory, dan operasional guna memperkuat kapasitas teknis dan layanan," ujar Simon.
Dalam Paparan Publik yang disampaikan, Perseroan tercatat berhasil meraup total penjualan sebesar Rp152,95 miliar pada 2024 lalu. Dengan nilai penjualan tersebut, BAUT menghasilkan laba bruto Rp33,08 miliar.
Ekuitas pada 2024 mencapai Rp183,64 miliar, dari sebelumnya senilai Rp197,86 miliar. Perseroan juga mampu menekan liabilitas menjadi Rp44,41 miliar dibandingkan dengan Rp58,75 miliar pada 2023. Total aset BAUT pun mencapai Rp228,05 miliar pada 2024, dari Rp256,61 miliar pada 2023.
"Bottom line BAUT turun akibat dari berubahnya cost structure karena lebih berfokus langsung kepada end-user. Kami menilai keadaan ini sebagai investasi awal yang akan kembali berlipat seiring dengan meningkatnya jumlah end-user yang didapat perseroan," ujar Simon.
(taufan sukma)