Di segmen nikel, ANTM membukukan pendapatan Rp9,5 triliun pada 2024 lalu. Volume produksi feronikel Perseroan mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan volume penjualan 19.452 TNi. Destinasi utama penjualan feronikel Perseroan adalah China, India dan Korea Selatan.
Sementara, volume produksi bijih nikel pada 2024 mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), sedangkan penjualan 8,35 juta wmt yang seluruhnya untuk pasar domestik baik untuk memenuhi kebutuhan pabrik feronikel Perseroan maupun penjualan pihak ketiga untuk kebutuhan smelter nikel dalam negeri.
Kontribusi pendapatan segmen bauksit dan alumina di 2024 mencapai tiga persen atau Rp1,8 triliun, meningkat tujuh persen dari 2023 yang sebesar Rp1,69 triliun.
Volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik chemical grade alumina (CGA) serta pabrik smelter grade alumina (SGA) mencapai 1,33 juta wmt dengan volume penjualan kepada pihak ketiga sebesar 736 ribu wmt.
Pada 2024, ANTM melalui anak usaha yang mengoperasikan pabrik CGA Tayan, PT Indonesia Chemical Alumina, memproduksi 147.826 ton alumina dan penjualan 177.178 ton. Realisasi penjualan alumina pada 2024 menunjukkan pertumbuhan 24 persen dari 2023 sebanyak 142.777 ton.
(taufan sukma)